JAMBI – Lagi-lagi club Automotive Motor Modifikasi Jambi (AM2J) menggebrak dunia modifikasi Kota Beradat. Setelah ‘bermain-main’ dengan takometer, kali ini Havis D Rasidin berhasil menyandingkan kaburator pada motor miliknya.
Pada bagian atas mesin, Havis memasangi 8 kaburator RX King di bagian kiri dan 8 kaburator lain di bagian kanan. Sementara di tengah-tengahnya, ia memasang tabung dan kaburator mobil kijang.
Bukan itu saja, pada bagian kepala motor, Havis masih memakai 3 buah takometer. “Bagian kepala ada 3 takometer,” jelasnya.
Meski bagian-bagian lain ikut dimodif, agaknya Havis tak bisa lepas dari ‘bayang-bayang’ ciri khas AM2J. ‘Bermain-main’ dengan takometer. “Saya dimanajeri oleh Ketua,” ujarnya menyebut Faiz.
Motor Jupiter Z hasil modifikasi Havis ini, ternyata meraih juara ke 2, kelas Yamaha Series pada event minggu lalu. Menurut Havis, kemenangan itu masih diragukannya mengingat ia dimasukkan ke dalam kelas yang salah. “Salah juri sendiri menaruh saya di kelas yang bukan air brush,” ungkapnya singkat.
Dan memang, motor milik Havis ini juga memakai pengecatan teknik air brush. Dengan pola-pola bertemakan realis, warna oranye, dia berhasil menciptakan suasana cerah pada Jupiter Z miliknya.
Selain itu, Havis termasuk pengedara yang taat peraturan lalu lintas. Terbukti, pada bagian stangnya, ia memasangi sepasang spion. “Spion ini dari lampu sepeda unta,” jelasnya seraya tertawa.
Sementara pada bagian ban, sambungnya, Havis memakai standar motor-motor ceper lain. Hanya saja untuk ban depan, dia menyadur teknik velg terbaru dan mulai tren saat sekarang, velg hubles (velg tanpa jari-jari).
Untuk memperoleh bentuk seperti sekarang, Havis terpaksa merogoh kocek senilai lebih kurang Rp 3 juta. Dan proses modifikasi hanya memakan waktu 3 hari! Mengenai ini, Havis mengemukakan alasan kenapa bisa secepat itu proses modifikasi motor miliknya.
“Kami dikasih waktu seminggu untuk modif waktu kontes kemarin. Jadinya terpaksa bawa ke Palembang supaya bisa modif dengan cepat,” tandas Havis sambil menyebutkan nama bengkel di Palembang tersebut.
Modif Jupiter MX 4 | for everyone |
YAMAHA JUPITER MX “THE BEST OF THE BEST”
Yamaha Jupiter MX ’07 Lent Automodified Probolinggo
COMBO MX 3
Kalo kemarin bengkel Lent Automodified, sempat menjahilin Honda Blade (klik: *Honda blade “perfect job”), kini Oto2 sengaja nampilin lagi karya terbaik bengkel di Jl. Soekarno Hatta 93 Probolinggo ini. Meskipun bukan hasil kreasi terbarunya sih,..Cuman yaitu tadi..inilah yang terbaik dari yang terbaik hasil tangan Lent. Adi Siwi, juragan Lent Automodified yang punya nomor telp Telp. (0335) 422211 dan HP 081332111248 ini juga dapet gelar karya modifikasi terbaik tahun 2008 lalu versi tabloid Ototrend (edisinya? wah lupa deh..hehehehe..) Yamaha MX ini dibilang punya taste custom MX yang inovatif design. Ini lho yang dibilang “hebat!”
KONSEP:
Menggabungkan desain-desain lama MX menjadi satu . “Ini generasi ke-3, All new MX One R1,” juluk Adi . Eksperimennya pada Jupie MX jahitan 2007, di yamaha MX ini lebih dibikin perfect daripada generasi sebelumnya. Mengadopsi inspirasi mobil New Galant atau Lancer Evo 10, Yamaha R1, dan R6 jadi satu.
NEW DESAIN:
Diambil dari ketiga inspirasi diatas, sorot lampu depan memang beda banget. Berbekal lampu depan milik Jupie Z dan lampu sein aseso Vixion, tapi lebih diutak-atik dengan berbekal lampu LED. Kalo yang ini ditangani langsung ahli kelistrikan Roni dari Audiophile. Doi merubah sistem lampu menjadi multifungsi, dengan penambahan strobo, dim dan Hazzard.PERFECT BODIWORK:
Bodiworknya dikerjakan dengan bahan fiberglass. kesulitan terutama dari perpaduan ketiga konsep tadi. Fairing samping seakan bertumpuk-tumpuk, namun hasilnya presisi dan dengan pengerjaan yang sangat teliti. Sosok MX makin keliatan kekar. Adi sampai hampir 6 bulan pengerjaan, namun hasilnya tak pernah dilepas. Mesti sempat dipinang Rp 30 juta, atau ada permintaan bodiworknya yang serupa. Doi hanya angkat tangan! “Hanya ini satu-satunya yang terbaik, “ ucapnya enteng. Setuju bro!
Spek modif :
Pelek dpn : Power 2.50×17, Pelek blkng : Power 3.00×17,Ban dpn : Battlax BT-39 90/80×17,Ban blkng : Battlax BT-39 100/80×17,Cakram dpn : PSM,
Cakram blkng : Satria,Kaliper dpn-blkng : Kitaco 2 piston,Setang : Yamaha X-1,Footstep : Yoshimura,Knalpot : Satria,Modifikator : Lent Automodified
Jl. Soekarno Hatta 93 Probolinggo Telp. (0335) 422211 HP. 081332111248,
Kelistrikan : Audiophile Jl. Dr. Soetomo 143 Probolinggo Telp. (0335) 420941 HP. 08883610494.
KOMPAS.com — Kala melesat, orang sulit menebak motor apa itu? Kalaupun dapat menangkap logo di tangki bensin, Anda pasti menyebut Yamaha. Betul sekali, tapi Yamaha apa? Terkaan Anda, paling Yamaha V-ixion lantaran tangkinya.
Memang, Irfandi dari bengkel 2XP yang memodifikasi motor ini memakai tangki Yamaha V-ixion. Sesungguhnya, basis motor ini adalah jenis bebek dari Yamaha Jupiter MX 135LC, dan untuk mengubah jenis kelamin motor ini, Irfandi enggak banyak pakai limbah moge atau potong sasis sana-sini.
"Rangka enggak ada yang dipotong-potong, aslinya masih dipertahankan," sebut builder dari Pontianak, Kalimantan Barat. Cukup bermain dengan bahan fiber, bagian belakang dibikin menungging, plus bodi tambahan. Jadi, kalau ingin balik ke standar, bisa dengan mudah dilakukan.
Bagian depan dipoles jadi kekar. Seperti sokbreker asli, bagian itu diganti dengan Ohlins Thailand, termasuk piringan cakram diganti yang lebih besar dan model racing. Untuk lampu utama bukan variasi, melainkan diambil punya Suzuki Spin 125.
Sosok motor jadi kekar, selain karena tangki, juga karena adanya penambahan deltabox. "Ini pakai limbah Aprilia, tapi tanpa merusak bodi karena prinsipnya bolt on," bangga pria dari kota Khatulistiwa ini. Pemasangannya pun tidak sulit, hanya mengandalkan dua baut, satu di atas dan satunya di bawah. Posisinya pun masih menggunakan lubang baut asli (untuk yang di kanan) karena yang atas memanfaatkan lubang kunci kontak dan bawahnya dari baut footstep.
Untuk sektor kaki-kaki, Irfandi masih banyak memakai aslinya, kecuali yang depan, pakai Ohlins, sedangkan lengan ayun masih standar. Menurut Irfandi, bagian itu hanya ditambahi pelat terutama buat bagian dudukan bawah shock. Sementara itu, monoshock bawaan standar masih dipertahankan.
Lantaran sudah ganti kelamin, telapak ban mau tak mau pakai yang lebih lebar. Roda depan pakai ukuran 2,15 inci, sedangkan belakang 3,5 inci dengan lingkar 17 inci. Peleknya dipilih variasi dari Tiger bermerek Sprint.
Kejelian Irfandi tampak pada sistem knalpot. Ia mendesainnya dengan model dua muffler dan kedua-duanya berfungsi yang jalurnya dipecah di bagian tengah. Selain berubah kelamin, karya Irfandi ini bisa dibilang begitu sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar